Apa itu Child Sexual Abuse (CSA)?
CSA atau pelecehan seksual terhadap anak mencakup berbagai perilaku seksual yang terjadi antara anak dan orang yang lebih tua. Perilaku seksual ini dimaksudkan untuk membangkitkan gairah seksual pada orang yang lebih tua, umumnya tanpa mempertimbangkan reaksi atau pilihan anak dan tanpa pertimbangan untuk efek perilaku pada anak. Perilaku yang melakukan pelecehan seksual seringkali melibatkan kontak tubuh, seperti dalam kasus ciuman seksual, sentuhan, belaian alat kelamin, dan hubungan seks oral, anal, atau vagina. Namun, bisa tidak melibatkan kontak, seperti dalam kasus paparan genital ("berkedip"), tekanan verbal untuk seks, dan eksploitasi seksual untuk tujuan prostitusi atau pornografi.
Bentuk pelecehan seksual anak termasuk:
- Eksibisionisme, atau mengekspos diri kepada anak di bawah umur
- Cumbuan
- Hubungan
- Masturbasi di hadapan anak di bawah umur atau memaksa anak di bawah umur untuk bermasturbasi
- Panggilan telepon, pesan teks, atau interaksi digital yang tidak senonoh
- Memproduksi, memiliki, atau berbagi gambar atau film porno anak-anak
- Perdagangan seks
- Perilaku seksual lain apa pun yang membahayakan kesejahteraan mental, emosional, atau fisik anak
Di beberapa negara, didefinisikan pelaku setidaknya lima tahun lebih tua daripada korbannya agar perilaku tersebut dianggap pelecehan seksual anak.
Kebanyakan pelaku mengenal korban namun lebih banyak bukan saudaranya. Dari bebagai sumber disebutkan bahwa sekitar 60% pelaku adalah kenalan yang tidak memiliki hubungan saudara, seperti teman keluarga, pengasuh, atau tetangga. Sekitar 30% dari mereka yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak adalah kerabat dari anak tersebut, seperti ayah, paman, atau sepupu. Dan 10% sisanya adalah orang asing.
Pelaku dapat memanipulasi korban untuk tetap diam, seringkali pelaku menggunakan posisi kekuasaannya atas korban untuk memaksa atau mengintimidasi anak. Mereka mungkin memberi tahu anak itu bahwa kegiatan itu normal atau bahwa mereka menikmatinya. Pelaku dapat mengancam jika anak tersebut menolak untuk berpartisipasi atau berencana untuk memberi tahu orang dewasa lainnya.
Bagaimana cara untuk mengetahui kalau seorang anak telah mengalami pelecehan seksual?
Seringkali tidak ada tanda-tanda yang jelas bahwa seorang anak telah mengalami pelecehan seksual. Karena pelecehan seksual sering terjadi secara pribadi, dan karena sering tidak menghasilkan bukti fisik, pelecehan seksual anak bisa sulit dideteksi.
Beberapa tanda-tanda yang perlu dipertimbangkan:
Tanda fisik:
- Pendarahan, memar, atau bengkak di area genital
- Pakaian dalam yang berdarah, sobek, atau bernoda
- Kesulitan berjalan atau duduk
- Infeksi saluran kemih
- Nyeri, gatal, atau terbakar di area genital
Tanda perilaku:
- Perubahan higiene, seperti menolak untuk mandi atau mandi berlebihan
- Muncul pobia
- Menunjukkan tanda-tanda depresi atau gangguan stres pasca-trauma
- Mengungkapkan pikiran bunuh diri, terutama pada remaja
- Memiliki masalah di sekolah, seperti ketidakhadiran atau penurunan nilai
- Pengetahuan atau perilaku seksual yang tidak pantas
- Mimpi buruk atau mengompol
- Terlalu protektif dan peduli pada saudara kandung
- Kembali ke perilaku regresif, seperti mengisap jempol
- Lari dari rumah atau sekolah
- Mencederai diri sendiri atau bahkan ada upaya untuk bunuh diri
Apa dampak jangka panjang dari pelecehan seksual anak?
Jika pelecehan seksual anak tidak dilakukan perawatan secara efektif, gejala jangka panjang dapat berlanjut hingga dewasa, antara lain:
- PTSD dan / atau kecemasan
- Depresi dan pemikiran bunuh diri
- Kecemasan dan gangguan seksual
- Citra tubuh yang buruk dan harga diri yang rendah
- Penggunaan perilaku tidak sehat, seperti penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan narkoba, melukai diri sendiri.
Apa yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu menjaga anak-anak tetap aman?
- Bicaralah dengan anak-anak tentang perbedaan antara sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk. Beri tahu anak itu bahwa jika seseorang mencoba menyentuh tubuhnya dan melakukan hal-hal yang membuat anak itu merasa tidak nyaman, ia harus mengatakan TIDAK kepada orang itu dan segera memberi tahu orang tua tentang hal itu.
- Biarkan anak-anak tahu bahwa mereka memiliki hak untuk melarang orang lain menyentuh tubuh mereka dengan cara yang buruk. Biarkan mereka tahu bahwa respek tidak selalu berarti melakukan apa yang diperintahkan oleh orang yang berwenang untuk mereka lakukan.
- Beri tahu anak-anak bahwa pelaku dapat menggunakan internet, dan pantau akses anak-anak dalam penggunaan situs web online.
- Yang paling penting, berikan lingkungan yang aman dan penuh perhatian sehingga anak-anak merasa dapat berbicara secara bebas tentang pelecehan seksual yang dialaminya.
Apa yang harus dilakukan orang tua jika mereka mencurigai telah terjadi pelecehan?
- Jika seorang anak mengatakan dia telah dilecehkan, cobalah untuk tetap tenang.
- Yakinkan anak itu bahwa apa yang terjadi bukan salahnya.
- Segera cari pemeriksaan medis dan konsultasi psikologis.
- Ketahuilah bahwa anak-anak dapat pulih dari pelecehan seksual, terutama jika mereka mendapat dukungan dari orangtua yang peduli dan tersedia.
- Seringkali sangat menyakitkan untuk mengakui bahwa anak kita telah dieksploitasi secara seksual. Terapi dapat membantu orangtua mengatasi perasaan mereka sendiri tentang pelecehan sehingga mereka dapat memberikan dukungan kepada anak-anak mereka.
"Intervensi atau penanganan awal yang efektif penting untuk mengurangi atau mencegah dampak negatif dari kekerasan seksual yang dialami korban seperti, PTSD kronis, depresi, kesulitan interpersonal dan penyalahgunaan zat".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar