Pengertian
Aqidah adalah bagian dasar dari agama Islam. Aqidah tidak hanya mempercayai kenyataan tetapi beradaptasi dengan kenyataan dengan mengikuti keyakinan yang mendasar dalam diri seseorang.
Filosofi iman terletak pada keyakinan dan ketundukan. AlJifri (2012) menyatakan bahwa
aqidah adalah
keyakinan yang teguh pada sesuatu yang nyata, berdasarkan bukti. Para ahli
dalam hal ini telah mendefinisikan iman sebagai untuk percaya dengan hati dan
menyatakan dengan lidah; beberapa telah ditambahkan untuk bertindak dengan
tubuh" (p 14). Ibne Salam (2000) menambahkan bahwa iman adalah dedikasi
penuh dan penyerahan kepada Allah dengan jiwa dan hati, konfirmasi dengan
kata-kata dan mengikuti dengan tindakan (hal. 10). Nabi Muhammad SAW (seperti dikutip
dalam Al-Jifri, 2012) dalam sebuah Hadits telah menjelaskan iman dalam Islam
secara komprehensif. Baginya iman berarti "untuk percaya pada Tuhan dan
malaikat-Nya dan buku-Nya dan utusan-Nya dan Hari Terakhir dan untuk percaya
pada Penyelenggaraan, kebaikan dan kejahatan itu" (hal. 15). Al-Jifri
(2012) percaya bahwa bagi sebagian besar cendekiawan Muslim, Hadis yang
disebutkan di atas adalah seperti ibu dari sunat Nabi (SAW) sama seperti Fatiha
surat adalah ibu dari Quaran (hal. 15).
Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu
(yang didengar) dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah,
5:15-16) yang berbunyi:
“Hai ahli kitab, sesungguhnya
telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab
yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus” (Q.S-5:15-16).
Dan juga surat Al-Haj ayat 54 yang berbunyi:
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwasannya
Al-Qur’an itulah yg hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk
hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi
orang-orang yg beriman kepada jalan yang lurus.” (Q.S-22:54).
Aqidah dilihat dari usul kata yaitu “aqada” mempunyai arti simpul,
ikatan atau perjanjian. Sedangkan dilihat dari definisi aqidah adalah
suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang teguh oleh
orang yang mempercayainya. Dalam hal ini Allah SWT telah mejelaskan
melalui firman-Nya dalam surah Al-Ikhas
“Katakanlah Dia-Lah Allah, Yang Maha Esa”
(Q.S-112:1)
“Allah
Adalah Tuhan Yang Bergantung Kepada-Nya Segala Sesuatu” (Q.S-112:2)
Dari dua ayat di surat Al-Ikhlas tersebut, kita diminta untuk meyakini
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, dan hanya Allah
lah yang layak di sembah oleh umat Rasulullah.
Sumber Aqidah
Dalam kehidupan
sehari-hari aqidah adalah sebagai landasan utama
dalam menjalankan aktivitas ke-Islaman. sehingga mewujudkan kualitas akan iman
yang dimilikinya. Landasan
tersebut dapat berasal dari berbagai macam sumber.
Sumber aqidah islam
meliputi Al Quran, As Sunnah, ijma’ para ulama dan interpretasi
menggunakan akal sehat (Henner, 2011).
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wassalam melalui perantara Jibril. Disaat kita membaca Al
Quran dan terjemahannya, banyak sekali ditemukan tentang
aqidah. Oleh karenanya, kita sebagai umat wajib
memahami aqidah2 dengan Al Quran sebagai sumbernya.
Al-Quran disampaikan secara pasti
yang disepakati kebenaran
periwayatannya. Sehingga tidak ada keraguan sedikit pun terhadap
ayat-ayat Al Quran baik dari segi makna dan turunnya (Saputra, 2018).
“Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan
hawa nafsu, ia tidak lain kecuali wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)
Seperti halnya Al Qur’an, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Alloh
subhanahu wata’ala walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi maknanya datang
dari-Nya. Para ulama sepakat bahwa
hadits shahih itu
merupakan sumber hukum,
namun mereka berbeda pendapat dalam menilai keshahihan suatu hadits
(Saputra, 2018)
Ijma’ adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid
umat Muhammad sholallohu ‘alaihi wassalam setelah beliau wafat, tentang urusan
pada suatu masa. Para ulama sepakat bahwa ijma’ adalah sah
dijadikan sebagai dalil Ḽukum. Sungguhpun demikian, mereka berbeda pendapat
mengenai jumlah pelaku kesepakatan sehingga dapat dianggap sebagai ijma’ yang
mengikat umat Islam (Effendi,
2005).
Sumber aqidah lain selain Al quran, as sunnah dan ijma adalah akal
sehat. Penggunaan akal sehat manusia sebagai salah satu sumber aqidah merupakan
bukti bahwa islam sangat memuliakan akal sehat manusia.
Prinsip Aqidah Islam
Aqidah dapat memperlihatkan seseorang, apakah baik atau tidak amal
solehnya. Dan aqidah merupakan suatu hal yang privasi, oleh karenanya
diperlukan prinsip-prinsip aqidah islamiyah yang dapat menyelematkan manusia di
dunia dan akhirat.
Adapun prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Aqidah didasarkan atas At-Tauhid yakni mengesankan Allah dari segala hal.
2. Aqidah harus dipelajari secara terus menerus dan diamalkan sampai akhir
hayat kemudian selanjutnya diturunkan (didakwahkan) kepada yang lain.
3. Ruang lingkup pembahasan aqidah tentang Tuhan dibatasi dengan larangan
memperbincangkan atau memperdebatkan tentang eksistensi Dzat Tuhan.
4. Akal dipergunakan manusia untuk memperkuat aqidah, bukan untuk mencari
aqidah. Karena aqidah
islamiyah sudah jelas tertuang dalam aIQur'an dan as-Sunnah (Khalid,
2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar