Keperawatan merupakan sebuah profesi yang memiliki dasar-dasar pengetahuan sendiri dan konsep-konsep khusus seperti manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Konsep-konsep ini memainkan peran kunci dalam profesi keperawatan dan memiliki berbagai definisi berdasarkan filosofi dominan dalam teori keperawatan. Konsep-konsep ini saling terkait, dan masing-masing membuat kerangka kerja konseptual dari teori-teori tersebut. Konsep membentuk fondasi disiplin dan esensi dasar filosofis yang memandu profesi. Oleh karena itu, konsep tersebut harus ditafsirkan sesuai dengan filosofi yang dominan di masyarakat, berdasarkan pada toeri dan praktik keperawatan
Masyarakat Barat memiliki banyak budaya sosial dan agama, oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan mengenali tantangan dalam memberikan perawatan kepada pasien dari latar belakang budaya yang semakin beragam. Memahami perspektif dan keyakinan unik dari setiap pasien adalah komponen penting dalam menyediakan perawatan kesehatan yang kompeten. Oleh karena itu, sistem keperawatan perlu mengadopsi teori-teori baru untuk memenuhi kebutuhan budaya sosial dan agama ini. Seperti Islam. Tentu saja, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda akan membantu untuk mewujudkan lebih banyak detail yang jelas tidak akan diperoleh hanya dengan menggunakan sudut pandang tunggal.
DEFINISI SEHAT
Menurut Undang-undang No 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis yakni fungsi secara efektif dari
setiap sumber perawatan diri yang menjaminnya suatu tindakan
perawatan diri secara adekuat.
Sedangkan menurut WHO (2015) "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
DEFINISI SAKIT
Menurut Parson (1972), sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian. Sedangkan menurut Pemons (1972) sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
SAKIT DALAM ISLAM
Sedangkan menurut WHO (2015) "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
Mengandung 3 karakteristik:
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
3. Diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
3. Diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan PENYESUAIAN. Bukan merupakan suatu keadaan, tapi merupakan PROSES.Proses di sini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap FISIK mereka, akan tetapi terhadap LINGKUNGAN sosialnya.
SEHAT DALAM ISLAM
Kesehatan mendapatkan perhatian dalam Al Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim: 7).
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
SEHAT WAL AFIAT
1.
Sehat
Kondisi
ragawi dan bagian-bagiannya yang TERBEBAS DARI VIRUS PENYAKIT. Kesehatan
pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.
2.
Afiat
PERLINDUNGAN ALLAH untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya.
PERLINDUNGAN ALLAH untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya.
DEFINISI SAKIT
Menurut Parson (1972), sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian. Sedangkan menurut Pemons (1972) sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
Menurut UU No. 23 tahun 1992, seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit, istilah masuk angin, pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.
Bauman (1965) menyampaikan bahwa seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
· Adanya gejala: naiknya temperature, nyeri.
· Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan: baik, buruk, sakit.
· Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari: bekerja, sekolah.
SAKIT DALAM ISLAM
Sesungguhnya orang yang sakit bukanlah orang yang hina, justru memiliki kedudukan yang mulia dihadapan Allah.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى
الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Dan Allah berjanji kepada orang sakit apabila dia ikhlas, bersabar dan ada upaya dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya.
وَمَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud).
Banyak orang-orang yang belum memahami terkait makna kenapa sakit, masih berasumsi bahwa dia sakit sebagai musibah atau kutukan. Karena sakit, banyak yang menjadi putus asa, kehilangan pegangan dan bahkan sampai su'udzon kepada Allah SWT. Sehingga mereka merasa tidak adil dan kemudian tidak menjalankan lagi perintah Allah SWT.
Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala, ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
'Tidak ada musibah yang menimpa diri seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya karena tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari)
SEHAT SAKIT DALAM ISLAM
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”.
(QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Intisari:
• Para Nabi-pun diuji dengan sakit
• Sakitnya badan janganlah membuat sakitnya hati
• Pentingnya berdo’a ketika sakit
• Bersabar ketika sakit
• Urgent-nya berprasangka baik kepada Allah
• Adanya takdir sakit dan takdir sembuh
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”.
(QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Intisari:
• Para Nabi-pun diuji dengan sakit
• Sakitnya badan janganlah membuat sakitnya hati
• Pentingnya berdo’a ketika sakit
• Bersabar ketika sakit
• Urgent-nya berprasangka baik kepada Allah
• Adanya takdir sakit dan takdir sembuh
Sikap perawat terhadap orang yang sehat:
1. Berperilaku baik dengan menjaga fisik dan perasaannya
2. Mengingatkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat sehat
3. Menganjurkan untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat
4. Menganjurkan untuk menjaga kesehatan dengan cara yang sehat
5. Melakukan health general check up
3. Menganjurkan untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat
4. Menganjurkan untuk menjaga kesehatan dengan cara yang sehat
5. Melakukan health general check up
Sikap perawat terhadap orang yang sakit:
1. Menganjurkan untuk mencari pengobatan yang syar’i
2. Mengingatkan bahwa sakit dapat menggugurkan dosa
3. Bersabar dan kurangi berkeluh kesah
4. Melakukan anjuran yang diberikan oleh perawat atau timkes lain
5. Mengingatkan untuk konsisten shalat dan berdo’a diberikan kesembuhan
1. Menganjurkan untuk mencari pengobatan yang syar’i
2. Mengingatkan bahwa sakit dapat menggugurkan dosa
3. Bersabar dan kurangi berkeluh kesah
4. Melakukan anjuran yang diberikan oleh perawat atau timkes lain
5. Mengingatkan untuk konsisten shalat dan berdo’a diberikan kesembuhan
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~