Belajar dari kasus Coronavirus di Italia
Jumlah korban meninggal akibat wabah virus Corona di Italia mencapai 3.405 pada tanggal 20 Maret 2020, naik dari 1.441 pada Sabtu (14/3/2020). Kenaikan yang cukup drastis dalam kurun waktu sepekan.Korban meninggal dunia di Italia akibat wabah virus corona saat ini telah melebihi angka kematian di China. Pada Kamis (19/3/2020) jumlah kematian Italia adalah 427. Secara total, kematiaan di negara itu adalah 3.405 orang. Sementara, total kematian di China tercatat 3.250 orang.
Jumlah korban meninggal akibat wabah virus Corona di Italia mencapai 3.405 pada tanggal 20 Maret 2020, naik dari 1.441 pada Sabtu (14/3/2020). Kenaikan yang cukup drastis dalam kurun waktu sepekan.Korban meninggal dunia di Italia akibat wabah virus corona saat ini telah melebihi angka kematian di China. Pada Kamis (19/3/2020) jumlah kematian Italia adalah 427. Secara total, kematiaan di negara itu adalah 3.405 orang. Sementara, total kematian di China tercatat 3.250 orang.
Apa yang membuat kejadian di Italia sangat banyak korbannya?
Terdapat fakta bahwa populasi lansia di Italia adalah yang terbanyak di Eropa. Di masyarakat dengan populasi lansia banyak, maka akan lebih banyak orang yang menderita masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan yang rentan terhadap serangan virus.
Selain hal tersebut, pemerintah Italia awalnya menganggap seolah-olah wabah itu di bawah kendali, tetapi ternyata tidak. Di provinsi Lombardy di Italia utara, virus ini telah menyebar secara diam-diam melalui rantai infeksi yang berbeda. Masih belum jelas siapa yang membawa virus ke wilayah tersebut, tetapi ada sejumlah kemungkinan. Italia Utara adalah rumah bagi pusat ekonomi negara itu dan juga penuh dengan lokasi wisata. Ini menampung banyak pengunjung internasional.
Dikutip dari Der Spiegel, ketika seorang lelaki berusia 38 tahun yang sakit mengunjungi dokter keluarganya pada pertengahan Februari sebelum kemudian melakukan beberapa kunjungan ke rumah sakit setempat, dia tidak dites virus karena dia belum pernah ke China. Selama waktu itu, dia menginfeksi beberapa orang yang dia hubungi sebelum akhirnya diisolasi, 36 jam kemudian. Ia dikenal sebagai "Pasien Nol" di media Italia.
Kasus yang belum ditemukan sangat berbahaya karena setiap orang yang terinfeksi coronavirus menyebarkannya ke rata-rata tiga orang lainnya. Itu menghasilkan reaksi berantai: dari tiga menjadi sembilan menjadi 81 dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya, semakin sulit mengendalikan wabah.
Italia telah mengisolasi seluruh negara dan membatasi perjalanan dan pertemuan sejumlah besar orang. Selain supermarket dan apotek, semua toko dan restoran telah ditutup. Christian Althaus pakar penyakit menular dari Universitas Bern, mengatakan kepada Guardian bahwa ia menganggap lockdown daerah yang terkena penyakit itu sebagai langkah yang tepat. Kuncinya adalah mengurangi penyebaran antara lain dengan mengurangi kerumunan massa, meliburkan sekolah, menutup pariwisata dan sebagainya.
Itu sebabnya fokus di Italia saat ini adalah memperlambat penyebaran penyakit melalui langkah-langkah seperti pembatalan acara besar dan praktik kebersihan yang jauh lebih tegas. Termasuk meliburkan pertandingan Serie A setelah beberapa pemain tertular virus.
Terdapat fakta bahwa populasi lansia di Italia adalah yang terbanyak di Eropa. Di masyarakat dengan populasi lansia banyak, maka akan lebih banyak orang yang menderita masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan yang rentan terhadap serangan virus.
Selain hal tersebut, pemerintah Italia awalnya menganggap seolah-olah wabah itu di bawah kendali, tetapi ternyata tidak. Di provinsi Lombardy di Italia utara, virus ini telah menyebar secara diam-diam melalui rantai infeksi yang berbeda. Masih belum jelas siapa yang membawa virus ke wilayah tersebut, tetapi ada sejumlah kemungkinan. Italia Utara adalah rumah bagi pusat ekonomi negara itu dan juga penuh dengan lokasi wisata. Ini menampung banyak pengunjung internasional.
Dikutip dari Der Spiegel, ketika seorang lelaki berusia 38 tahun yang sakit mengunjungi dokter keluarganya pada pertengahan Februari sebelum kemudian melakukan beberapa kunjungan ke rumah sakit setempat, dia tidak dites virus karena dia belum pernah ke China. Selama waktu itu, dia menginfeksi beberapa orang yang dia hubungi sebelum akhirnya diisolasi, 36 jam kemudian. Ia dikenal sebagai "Pasien Nol" di media Italia.
Kasus yang belum ditemukan sangat berbahaya karena setiap orang yang terinfeksi coronavirus menyebarkannya ke rata-rata tiga orang lainnya. Itu menghasilkan reaksi berantai: dari tiga menjadi sembilan menjadi 81 dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya, semakin sulit mengendalikan wabah.
Italia telah mengisolasi seluruh negara dan membatasi perjalanan dan pertemuan sejumlah besar orang. Selain supermarket dan apotek, semua toko dan restoran telah ditutup. Christian Althaus pakar penyakit menular dari Universitas Bern, mengatakan kepada Guardian bahwa ia menganggap lockdown daerah yang terkena penyakit itu sebagai langkah yang tepat. Kuncinya adalah mengurangi penyebaran antara lain dengan mengurangi kerumunan massa, meliburkan sekolah, menutup pariwisata dan sebagainya.
Itu sebabnya fokus di Italia saat ini adalah memperlambat penyebaran penyakit melalui langkah-langkah seperti pembatalan acara besar dan praktik kebersihan yang jauh lebih tegas. Termasuk meliburkan pertandingan Serie A setelah beberapa pemain tertular virus.
Apa itu Lockdown?
Kata "lockdown" akhir-akhir ini sering dengar, terutama di media sosial. Banyak orang mendesak pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan serupa negara-negara lainnya yang juga terdampak pandemi Covid-19.Lockdown, secara harafiah artinya dikunci. Jika istilah ini digunakan pada masa pandemi penyakit seperti sekarang, lockdown bisa diartikan sebagai penutupan akses masuk maupun keluar suatu daerah yang terdampak.
Tujuan mengunci suatu wilayah ini agar virus tidak menyebar lebih jauh lagi. Jika suatu daerah dikunci atau di-lockdown, maka semua fasilitas publik harus ditutup. Mulai dari sekolah, transportasi umum, tempat umum, perkantoran, bahkan pabrik harus ditutup dan tidak diperkenankan beraktivitas. Aktivitas warganya pun dibatasi. Bahkan ada negara yang memberlakukan jam malam. Ketika virus Corona menyebar di kota Wuhan, Cina, pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lockdown, disusul kota-kota lainnya di Cina yang penyebaran virusnya begitu massif.
Sementara di Eropa, Italia jadi negara yang menerapkan kebijakan lockdown setelah penyebaran virus Corona di sana meningkat tajam dan menjangkiti ribuan orang.
Meskipun begitu, tidak semua negara mengunci wilayahnya setelah penyebaran virus Corona masuk ke wilayahnya. Korea Selatan memilih tidak mengunci wilayahnya, namun mengambil kebijakan lain untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Begitupula dengan Indonesia, pemerintah menilai opsi tersebut belum dibutuhkan untuk saat ini. Namun beberapa wilayah sudah memberlakukan sistem lockdown ini
Kata "lockdown" akhir-akhir ini sering dengar, terutama di media sosial. Banyak orang mendesak pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan serupa negara-negara lainnya yang juga terdampak pandemi Covid-19.Lockdown, secara harafiah artinya dikunci. Jika istilah ini digunakan pada masa pandemi penyakit seperti sekarang, lockdown bisa diartikan sebagai penutupan akses masuk maupun keluar suatu daerah yang terdampak.
Tujuan mengunci suatu wilayah ini agar virus tidak menyebar lebih jauh lagi. Jika suatu daerah dikunci atau di-lockdown, maka semua fasilitas publik harus ditutup. Mulai dari sekolah, transportasi umum, tempat umum, perkantoran, bahkan pabrik harus ditutup dan tidak diperkenankan beraktivitas. Aktivitas warganya pun dibatasi. Bahkan ada negara yang memberlakukan jam malam. Ketika virus Corona menyebar di kota Wuhan, Cina, pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lockdown, disusul kota-kota lainnya di Cina yang penyebaran virusnya begitu massif.
Sementara di Eropa, Italia jadi negara yang menerapkan kebijakan lockdown setelah penyebaran virus Corona di sana meningkat tajam dan menjangkiti ribuan orang.
Meskipun begitu, tidak semua negara mengunci wilayahnya setelah penyebaran virus Corona masuk ke wilayahnya. Korea Selatan memilih tidak mengunci wilayahnya, namun mengambil kebijakan lain untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Begitupula dengan Indonesia, pemerintah menilai opsi tersebut belum dibutuhkan untuk saat ini. Namun beberapa wilayah sudah memberlakukan sistem lockdown ini
Apa itu Social Distancing?
Setelah mengenal arti lockdown, istilah teknis seputar virus Corona selanjutnya adalah social distancing. Dikutip dari The Atlantic, istilah ini merujuk pada tujuan untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang lain dalam jarak dekat. Social distancing juga bertujuan untuk mengurangi penularan virus dari orang ke orang.
Setelah mengenal arti lockdown, istilah teknis seputar virus Corona selanjutnya adalah social distancing. Dikutip dari The Atlantic, istilah ini merujuk pada tujuan untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang lain dalam jarak dekat. Social distancing juga bertujuan untuk mengurangi penularan virus dari orang ke orang.
Sementara istilah social distancing menurut Center for Disease Control (CDC) adalah menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak dengan manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Selain istilah social distancing, dalam bahasa Indonesia juga ada istilah isolasi dan karantina. Kedua istilah ini termasuk populer pasca merebaknya virus Corona di berbagai negara.
Menurut Ivan Lanin, pemerhati Bahasa Indonesia, isolasi maupun karantina bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit dengan membatasi perpindahan orang. Hanya saja antara isolasi dan karantina ada perbedaan mendasar, jika yang dimaksud adalah mencegah perpindahan penyakit dari orang sakit, maka dilakukan isolasi.
Sementara jika mencegah perpindahan penyakit ke orang yang sehat, maka istilah yang digunakan adalah karantina. Intinya isolasi dilakukan pada orang sakit, sementara karantina ditujukan kepada orang yang sehat.
Mengenal istilah ODP, PDP & Suspect
Tiga istilah ini kerap digunakan untuk membedakan status pasien Corona. Tak jarang, masyarakat sulit membedakannya.
Tiga istilah ini kerap digunakan untuk membedakan status pasien Corona. Tak jarang, masyarakat sulit membedakannya.
Berdasarkan pedoman Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Orang dalam Pemantauan atau ODP adalah mereka yang demam di atas 38 derajat Celsius. Kemudian, disertai gejala gangguan sistem pernafasan seperti pilek, sakit tenggorokan, dan batuk. Selain itu, ia juga memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau dalam negeri yang menjadi episentrum Corona.
Kemudian, di tingkat selanjutnya ada Pasien dalam Pengawasan atau PDP. Mereka yang masuk kategori ini memiliki ciri seseorang dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), demam di atas 38 derajat Celsius. Lalu punya gejala klinis lain pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, pnumonia atau infeksi paru-paru ringan sampai berat, dan batuk. Mereka juga pernah punya riwayat bersinggungan dengan pasien positif Covid-19 atau pergi ke daerah episentrum Corona baik di luar maupun dalam negeri. Kemudian, ada juga istilah suspect.
Menurut Pedoman Covid-19 keluaran Kementerian Kesehatan, istilah suspect saat ini merujuk pada mereka yang masuk kategori PDP. Hasil sampel yang diambil dari proses swab ini akan diuji menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction) dan Genome Sequencing untuk mengetahui apakah si pasien positif atau negatif Covid-19. Butuh waktu 2-3 hari menunggu hasil uji spesimen ini.
Jika terkonfirmasi positif, pasien akan menjalani perawatan sampai dua kali pemeriksaan negatif, baru dipersilakan pulang. Sementara jika negatif, pasien akan diminta menunggu pemeriksaan sekali lagi untuk memastikan benar-benar negatif.
#dariberbagaisumber#SalamTangguh
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~