HUBUNGAN PERAWAT DAN KLIEN
Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika
seseorang melakukan komunikasi terhadap orang lain maka akan
tercipta suatu hubungan diantara keduanya,. Hal inilah yang pada
akhirnya membentuk suatu hubungan ‘helping relationship’.
Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua
(atau lebih) individu maupun kelompok yang saling memberikan
dan menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Pada konteks
keperawatan, hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara
perawat dan klien. Ketika hubungan antara perawat dan klien
terjadi, perawat sebagai penolong (helper) membantu klien
sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai
tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien
(Suryani 2015).
Menurut Suryani (2015), ada beberapa karakteristik seorang
helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan
yang terapeutik, yaitu:
Kejujuran
Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran
mustahil bisa terbina hubungan saling percaya. Sangat
penting bagi perawat untuk menjaga kejujuran saat
berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa
dibohongi, membenci perawat atau bisa juga berpura-pura
patuh terhadap perawat.
Tidak membingungkan dan cukup ekspresi
Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh klien.
Komunikasi nonverbal harus cukup ekspresif dan sesuai
dengan verbalnya karena ketidaksesuaian akan
menimbulkan kebingungan bagi klien.
Bersikap positif
Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhadap klien. Untuk mencapai
kehangatan dan ketulusan dalam hubungan terapeutik tidak
memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan tertentu
diantara perawat dan klien akan tetapi penciptaan suasana
yang dapat membuat klien merasa aman dan diterima dalam
mengungkapkan perasaan dan pikirannya
Empati bukan simpati
Dengan empati, perawat dapat memberikan alternatif
pemecahan masalah karena perawat tidak hanya merasakan
permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut dalam
perasaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian
masalah secara objektif.
Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus
berorientasi pada klien, melihat permasalahan yang sedang
dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk dapat
melakukan hal ini perawat harus memahami dan
mendengarkan dengan aktif, serta penuh perhatian.
Menerima klien apa adanya
Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman
dalam menjalin hubungan interpersonal.
Sensitif terhadap perasaan klien
Dengan bersikap sensitif terhadap perasaan klien, perawat
dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang
menyinggung privasi ataupun perasaan klien
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri
perawat sendiri
Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien
sebagai individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa
lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.
TAHAP-TAHAP HUBUNGAN TERAPEUTIK
Dalam mmembina hubungan terapeutik (berinteraksi)
perawat mempunyai 4 tahap yang pada setiap tahapnya
mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat
(Damaiyanti, 2014).
Fase pra-interaksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien. Anda perlu
mengevaluasi diri tentang kemampuan yang anda miliki.
Jika merasakan ketidakpastian maka anda perlu membaca
kembali, diskusi dengan teman sekelompok atau diskusi
dengan tutor. Adapun hal yang perlu dilakukan pada fase
ini adalah:
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
3. Membuat rencana pertemuan dengan pasien (kegiatan,
waktu, tempat)
Fase orientasi/perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat
pertama kali bertemu dengan pasien. Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua
dan seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi
kekurangan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan
pasien saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.
Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan
bersama pasien.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
1. Memberikan salam dan tersenyum ke arah pasien
2. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif)
3. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan
6. Menjelaskan kerahasiaan
Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan pasien yang
terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Tujuan tindakan keperawatan adalah:
1. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan
dirinya, perilakunya, perasaannya, pikirannya. Tujuan ini
sering disebut tujuan kognitif.
2. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan pasien secara mandiri menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan
afektif atau psikomotor.
3. Melaksanakan terapi/ teknikal keperawatan
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan
5. Melaksanakan kolaborasi
6. Melaksanakan observasi dan monitoring
Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat
dan pasien. Terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara
dan terminasi akhir.
1. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat dan pasien. Pada terminasi sementara, perawat
akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah
ditentukan, misalnya satu atau dua jam pada hari
berikutnya.
2. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien akan pulang dari rumah
sakit atau perawat selesai praktik di rumah sakit. Adapun
komponen dari fase terminasi adalah:
a) Menyimpulkan hasil kegiatan; evaluasi proses dan hasil
b) Memberikan reinforcement positif
c) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
d) Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya (waktu,
tempat, topik)
e) Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Sumber:
Damaiyanti dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Suryani. 2015. Komunikasi Terapeutik Teori & Praktik, Ed 2, ECG,
Jakarta.
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217